TAHAP PELAKSANAAN PASAK
Penatalaksanaan salurun akar untuk restorasi pasak dapat
dilakukan setelah perawatan saluran akar dan tidak terdapat kelainan pada
saluran akar yang dapat mempengaruhi retensi dan resistensi dari restorasi
pasak. Berdasarkan hal ini kita perlu merencanakan perawatan prostodonsi dalam
pembuatan restorasi pasak sehingga diperoleh restorasi pasak yang dapat
memberikan kekuatan dan menggatikan jaringan keras gigi yang tersisa serta
mampu menghasilkan retensi dan
resistensi. 10
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum
penatalaksanaan saluran akar untuk pembuatan restorasi pasak yaitu : 10
1. Bekerja
secara asepsis
Asepsis dapat dikategorikan dalam 2 bagian :
a) Asepsis
alat-alat dan bahan
Sterilisasi terhadap alat-alat dan bahan yang
digunakan sebelum dan sesudah perawatan dapat dilakukan dengan panas basah dan
panas kering. Sterilisasi tersebut dilakukan untuk menjaga agar alat-alat dan
bahan tidak terkontaminasi oleh bakteri
yang dapat menyebabkan kegagalan dalam perawatan. 10
b) Asepsis
daerah kerja
Syarat utama untuk mencapai asepsis dari daerah
kerja adalah dengan melakukan pembersihan gigi yang akan dikerjakan dan gigi
tetangganya dari segala macam kotoran. 10
Penggunaan rubber dam adalah yang paling ideal dalam
menjaga keasepsisan daerah kerja. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan
ruber dam kita dapat mencegah masuknya alat atau bahan yang kita gunakan
kedalam tenggorokan serta dapat
memproteksi jaringan lunak dalam mulut dari obat, mata bur dan jarum.
10
Mempelajari hasil foto roentgen yang
terakhir dari perawatan saluran akar sebelum memutuskan ukuran panjang dan
lebar saluran akar yang akan dipreparasi untuk tempat restorasi pasak.
2. Persiapan
saluran akar
Persiapan saluran akar yang baik
dapat memberikan retensi dan resistensi yang baik pada restorasi mahkota pasak.
Pasak yang disemenkan kedalam saluran akar akan memberikan retensi pada inti,
tetapi tidak memperkuat bahkan seringkali memperlemah akar gigi. Karena itu, preparasi
saluran akar harus dibuat seminimal mungkin sesuai dengan keperluan retensinya.
10
Persiapan saluran akar dimulai dari
penentuan kedalaman pasak serta pengangkatan gutta percha dari saluran akar
yang sudah dilakukan perawatan saluran akar pada gigi yang akan menggunakan
restorasi pasak. 10
3. Penentuan
Kedalaman Pasak
Pengukuran kedalaman saluran akar
untuk tempat masuknya pasak dapat dilakukan dengan memasang isolator karet di
atas reamer sejajar tinggi bidang insisal gigi yang di ukur dari hasil foto
roentgen. 10
Gambar
6. Menentukan kedalaman pasak. A. Mengukur panjang pada foto roentgen. B.
Memasang isolator karet diatas reamer sejajar tinggi bidang insisal gigi
Pasak di tanam dengan kedalaman yang sesuai dengan
panjang pasak yang ideal yaitu mendekati panjang mahkota supra alveolar atau
dengan kata lain pasak harus tertanam kedalam saluran akar sepanjang 2/3
panjang akar, yang tujuannya untuk mendapatkan retensi yang maksimum serta
tahanan terhadap pengaruh dari tekanan daya gigit. 10
Ada beberapa pertimbangan untuk
rancangan pasak terhadap kedalaman preparasinya yakni jika preparasi untuk
pasak terlalu pendek, kemungkinan patahnya akar akan lebih besar oleh karana
tekanan yang diterima mahkota dan pasak didesak ke akar yang tidak didukung
oleh tulang. Jika preparasi untuk pasak cukup panjang, maka tekanan yang
diterima mahkota akan tersebar keseluruh akar yang berkontak dengan pasak.
10
4. Pengangkatan Gutta percha
Pada pengisian saluran akar secara
penuh maka harus diusahakan pengangkatan gutta percha sebanyak 2/3 bagian koronal akar saluran akar, sedangkan
gutta percha 1/3 bagian aspek tetap dipertahankan. Pengangkatan gutta percha
harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu keharmonisan obturasi di
apeks. 10
Dalam keadaan panjang pasak yang tidak cukup maka lebih baik
mempertimbankan pengurangan panjang
pasak sehingg panjang sisa akar bagian apeks yang terisi gutta percha tetap
dipertahankan sepanjang minimal 5 mm. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
hermetis seal apeks sedangkan untuk bagian pasak resistensinya dapat ditingkatkan
dengan pemberian retensi tambahan seperti preparasi saluran akar yang oval,
penambahan dudukan maupun kanal tambahan.10
Pengangkatan gutta percha dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 10
a) Menggunakan
pluger panas
Gutta percha diangkat dengan menggunakan
pluger yang panas seperti buah cerry. Guta percha diangkat sebanyak kira-kira 8
mm dan sisanya 5 mm di apek. Untuk mendapatkan ukuran yang benar, pemampatan
diberi tanda setiap 5 mm. Gutta percha diambil sedikit demisedikit dengan
memasaukkan pluger yang panas tadi ke dalam saluran akar dan kemudian
dibersihkan gutta percha yang menempel pada alat tersebut sampai isi saluran
akar hanya tersisa di apeks sepanjang 5 mm. Hal ini dilakukan untuk menjaga
tereliminasinya kuman dari seluruh akar serta menjaga kehermetisan obturasi
saluran akar.
b) Pesso
reamer
Alat
ini digunakan untuk mengeluarkan gutta percha dengan cara menembus gutta percha
yang lebih lunak serta tidak menimbulkan perforasi didinding saluran akar
asalkan reamer tidak dipakai pada saluran akar yang bengkok.
c) Bahan
organik.
Gutta
percha dilunakkan dengan menggunakan larutan organik seperti Eucalyptol. Masalah
yang menyertai pelarut Eucalyptol adalah kotor dan sulit menentukan pengambilan
sampai panjang yang di kehendaki.
Sisa gutta percha kemudian
dipadatkan dengan kondensasi alat-alat dan bahan yang akan digunakan untuk
melebarkan dan membentuk saluran akar untuk tempat pasak dengan menjaga
kesterilan dari alat dan bahan beban yang akan digunakan.
5. Melebarkan
dan membentuk dinding saluran akar
Untuk mendapatkan ruang yang cukup
bagi tempat pasak yang akan dipasang maka perlu dilakukan peleburan dan
pembentukan saluran akar dengan menggunakan instrumen intra kanal. Diameter
pasak pengaruhnya lebih sedikit dalam menciptakan retensi di bandingkan
kedalaman pasak yang tertanam, oleh sebab itu pelebaran saluran akar tidak
boleh terlalu besar sampai ke jaringan dentin sekitarnya, terutama pada bagian
apikal. Sebagai patokan diameter pasak adalah tidak melebihi 1/3 dari akar
mesio distal pada 3-5 mm dari apeks. 9
Gambar
7. Preparasi gigi untuk pasak tuang dan mahkota jaket porselen dengan inti yang
sudah dirawat endodontic. a dan b.
permukaan mesio – distal, c. permukaan buko-lingual
Prosedur penatalaksanaan preparasi
saluran akar untuk tempat restorasi pasak adalah sebagai berikut : 10
·
Sediakan bur tangan
dengan diameter 1,15 sampai dengan 1,15 mm dan 4-5 mm lebih pendek dari saluran
yang telah dipreparasi.
·
Masukkan bur tangan
yang berdiameter 1,15 mm dengan gerakan memutar searah jarum jam yang digunakan
untuk melebarkan saluran akar. Preparasi dikerjakan sampai sejauh 10 mm dari
tepi gingiva aproksimal dari mahkotanya dan bisa dibuat lebih panjang asalkan
masih tersisa gutta percha pengisian saluran akar sepanjang 5 mm. Setelah itu
dilanjutkan oleh bur yang ukurannya lebih besar yaitu 1,25 mm yang dipakai
sampai mencapai panjang saluran akar yang sama tersebut. Jika instrumen telah
terasa seesak di apek berarti saluran akar tidak perlu dilebarkan lagi. Jika
bur terasa longgar, pakailah bur dengan ukuran yang lebih besar yaitu 1,35 mm
atau bahkan 1,55.
·
Ukuran preparasi
bergantung dari ukuran asli saluran akar dari akarnya. Dalam tindakan preparasi
diharapkan saluran akar dapat menjadi bentuk kerucut sehingga diperoleh retensi
yang maksimal.
Untuk penggunaan pasak buatan
pabrik maka penyelesaiaan pelebaran saluran akar dilakukan menggunakan bur
khusus yang disediakan oleh pabrik bersama-sama dengan pasak buatan pabrik
sehingga ukuran dan bentuk saluran akar yang dihasilkan sama dengan ukuran dan
besar pasak yang akan dipasangkan. 10
6. Menghilangkan daerah gerong
Pada pasak buatan sendiri sebelum
melakukan pencetakan maka pada saluran akar perlu dilakukan tindakan
menghilangkan daerah gerong agar bahan cetak dapat masuk dengan baik dengan
baik dan juga mudah dikeluarkan. 10
Gerong pada dinding preparasi
sering tidak terlihat, sehingga pemeriksaan dengan menggunakan sonde
periodontal amatlah membantu dalam menilai kontur internal. Ujung saluran akar
harus kecil dan reamer harus dioperasikam dengan lambat dan di kontrol kuat.
10
Gerong yang terdapat pada dinding
saluran dapat dihilangkan dan saluran dikembangkan ke bentuk kerucut yang
diinginkan dengan menggunakan teknik berikut. 10
1.
Pilih gutta percha yang
besar.
2.
Bentuk ujungnya
sehungga pas kelubang saluran.
3.
Oleskan vaselin ke permukaannya.
4.
Dengan menggunakan spiral
lentulo ulaskan semen zinc fosfat (ZoP) ke dalam saluran, mengisinya hampir
penuh tanpa gelembung.
5.
Masukkan poin gutta
percha biarkan sampai semen mengeras.
6.
Tarik kembali gutta
percha ( vaselin berfungsi sebagai media separasi)
7.
Preparasi lagi saluran
seperti yang diinginkan. Reamer pesso yang baru atau sangat tajam dapat
digunakan untuk mencukur dentin dan mengeluarkan fragmen semen tanpa mengganggu
kontur yang halus.
7. Pencetakan
Saluran Akar
Pada pasak buatan pabrik tidak
dilakukan pencetakan saluran akar. Hal ini disebabkan karena pada pasak buatan
pabrik dibentuk dengan pasak siap pakai yang disesuaikan dengan ukuran saluran
akar yang telah dipreparasi dan tersedia dalam bentuk dan ukuran yang
bervariasi. 10
Pada pasak buatan sendiri
dilakukan pencetakan saluran akar yang dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung. 10
Ø Metode
Langsung
Pencetakan saluran akar dapat
dilakukan dengan menggunakan pola lilin dengan menggunakan batang malam inlai
lunak yang berbentuk kawat.
·
Pilih sprue runcing dan
harus longgar bila dimasukkan pada saluran akar yang telah dipreparasi.
·
Saluran akar dibasahi
kemudian ujung batang dari malam inlay dilunakkan dan dibentuk menjadi kerucut
dan memasukkan ke dalam saluran akar. Sempai seluruh saluran akar terisi penuh.
·
Tekan ujung malam
dengan jari pada batas tepi insisal
·
Panaskan ujung
sprue runcing pada bunsen, tahan dengan
ujung jari. Hal ini menjaga agar tidak terlalu panas, sehingga tidak melukai
mulut pasien.
·
Masukkan sprue yang
telah dipanaskan kedalammalam dan dengan hati-hati dengan dorongan ke dalam
saluran sampai di ujung preparasi.
·
Apabila telah
mendingin, potong kelebihan malam dari inti yang diinginkan. Keluarkan sprue
dan malam yang telah melekat.
·
Periksa kerapatan
permukaannya, tambahkan sedikit malam apabila ada kekurangan dan memasukkan
kembali supaya terbentuk sesuai dengan dinding-dinding preparasi.
Ø Metode
Tidak Langsung
Pada metode tidak langsung
pembuatan pola pasak inti dilakukan dengan memodelir bahan pola diluar mulut
melalui model kerja, yang sebelumnya pada pasien dilakukan pencetakan dengan
mengguankan bahan elestomer.
Pencetak gigi yang telah
dipreparasi dapat dilakukan dengan memasukkan bahan cetak elestomer kedalam
saluran akar dengan menggunakan semprotan. Sebatang kaawat yang dilumuri bahan
perekat (tray adhesif) dan juga bahan cetak dimasukkan kedalam saluran akar
dengan gerakan memompa (pumping action) agar semua bahan cetak yang telah masuk
kedalam saluran akar dapat mengalir dengan baik kedalam saluran akar. Batang
kawat ini berfungsi sebagai pemegang bahan cetak yang ada pada saluran akar dan
juga memudahkan pengeluaran bahan cetak dari saluran akar agar bahan cetak
terssebut tidak patah pada saat dikeluarkan. 10
Pada ujung kawat yang berbeda bagian koronal saluran akar
dibuat retensi dengan membengkokkan kawat kemudian dilakukan pencetakan biasa
dengan menggunakan bahan cetak elastomer. 10
Setelah prosedur pencetakan
dilakukan, pasak siap untuk dituang. Saluran akar dipersiapkan untuk pemasangan
restorasi pasak. Pasak dimasukkan ke dalam saluran akar setelah seluruh
permukaan dibersihkan dari sisa-sisa bahan pendam. Untuk melekatkan pasak di
dalam saluran akar, digunakan semen dengan adukan yang agak encer. Pasak yang
terlumuri adukan semen ini dimasukkan kedalam saluran akar dan dipertahankan
dalam kedudukan yang baik sampai semen mengeras dan restorasi pasak siap untuk
dilakukan. 10
Dalam pemasangan pasak yang sesuai
dengan protokol klinis standar, digunakan pilot drill untuk membuat
kongruensi-bentuk saluran akar sampai ke sepertiga apikal akar untuk memperoleh
kesesuaian dan retensi pasak primer. Kesesuaian pasak yang dioptimalkan ini
dinamakan form-congruence/kecocokan-bentuk dan ditujukan untuk memaksimalkan
adaptasi pasak pada dinding saluran akar di sekitarnya dengan interfase semen
dentin-pasak yang tipis dan merata. Diduga bahwa kongruensi-bentuk memungkinkan
terjadinya distribusi tekanan pada dinding saluran akar selama fungsi klinis. Kongruensi-bentuk
lima pasak titanium sediaan yang direkatkan menggunakan semen zinc fosfat dan
menemukan bahwa celah semen rata-rata bervariasi antara 33 sampai 62 µm,
tergantung pada sistem pasak yang digunakan. 10
Pada gigi yang diisi menggunakan
cast post-and-core dan mahkota yang direkatkan dengan semen zinc fosfat,
ditemukan peningkatan resistensi fraktur yang signifikaan jika terjadi adaptasi
maksimum pasak taper pada struktur akar yang tersisa. Efek tersebut tidak
ditemukan jika menggunakan pasak paralel. Namun, preparasi ruang pasak memiliki
beberapa resiko. Kurvatura dan potongan-melintang setiap saluran akar dapat
mempengaruhi preparasi tersebut dan melemahkan akar atau bahkan mengakibatkan
perforasi akar. 10
Pengaruh prosedur endodontik
terhadap deformasi gigi-geligi anterior dan menemukan bahwa stabilitasnya
semakin berkurang seiring dengan dilakukannya setiap tahap preparasi saluran
akar. Penurunan stabilitas yang signifikan terjadi jika ruang pasak
dipreparasi, terutama setelah transformasi preparasi pasak konis/kerucut
menjadi bentuk silindris/bulat. Disimpulkan bahwa jika struktur gigi yang
dihilangkan cukup banyak dan geometri alami saluran akar berubah, maka akan
timbul efek de-stabilitas pada akar gigi yang diisi. Salah satu penelitian
terbaru menggunakan analisis komputasional, eksperimental, dan fraciographic
menguraikan pengaruh inner dentine [dentin bagian dalam], yang terletak di
sekitar saluran akar, terhadap resistensi fraktur gigi. Jelas, bukan hanya
ketebalan dinding dentin yang menstabilkan akar tapi juga keberadaan inner
dentine yang memiliki modulus elastisitas lebih rendah dibandingkan dengan
dentin bagian luar yang lebih termineralisasi. Pada saluran akar ireguler yang
memiliki potongan-melintang oval, dibutuhkan diameter drill yang besar untuk
memastikan kesesuaian pasak sirkumferensial, jadi banyak struktur inner dentine
yang dibuang. Namun, pemilihan pasak yang sesuai dengan diameter alami slauran
akar tanpa preparasi, yang ditujukan untuk mempertahankan substansi inner
dentine, menyebabkan longgarnya pasak dalam saluran ireguler [tidak ada
kongruensi-bentuk].
Segera setelah pasak direkatkan
menggunakan bahan adhesif pada dinding saluran akar, kesesuaian pasak yang
ideal dalam saluran akar [kongurensi-bentuk] tidak terlalu penting, seperti
jika ruang diisi menggunakan luting komposit. Namun, penyusutan lapisan semen
resin yang lebih tebal akibat pasak yang tidak sesuai, akan mengganggu kinerja
klinis jangka panjang. Sebaliknya, setelah dilakukan preparasi ruang pasak
terstandardisasi [menggunakan post hole drill yang disuplai oleh pabrik] dan
prosedur bonding optimal., faktor konfigurasi kavitas yang tinggi akan
mengakibatkan pembentukan celah pada interfase semen-dentin ataupun pada
interfase semen-pasak. Untuk mengurangi ketebalan semen resin dalam ruang pasak
ireguler, Dianjurkan dilakukannya relining pasak pra-sementasi menggunakan
komposit flowable [pasak anatomis] untuk sementasi pasak fiber guna
meningkatkan kesesuaiannya dalam ruang pasak. Dengan latar belakang tersebut,
penggunaan teknik adhesif untuk sementasi pasak dan preparasi ruang pasak
minimal untuk mengurangi pembuangan jaringan keras lebih banyak dipilih dalam
praktek klinis.
Gambar
8. Penempatan parallel para-post dan composite resin core pada gigi anterior
10. Tarigan R. Perawatan pulpa gigi (endodonti). Edisi ke-2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.pp.195-9.
Komentar
Posting Komentar