MACAM-MACAM SEMEN KEDOKTERAN GIGI
BAB I
PENDAHULUAN
Pada awal abad ke 20, material
kedokteran gigi yang digunakan sebagai retensi dan marginal seal pada
protesa-protesa seperti inlays, onlays, mahkota, dan jembatan gigi hanyalah
zinc oksida euglenol dan zinc fosfat semen. Pada abad ke 20, material yang
dapat digunakan dalam menempelkan protesa pada gigi hanya semen,oleh karena itu
proses memperbaiki protesa dengan menempelkan protesa pada gigidisebut
sementasi. Namun menjelang akhir abad ke 20 mulai bermunculan variasi-variasi
material kedokteran gigi yang bersifat adhesif. Pada akhir abad ke 20
bermuncuan variasi-variasi semen kedokteran gigi seperti zinc polikarboksilat,
glassionomer, dan resin modified glass-ionomer semen. Semen adalah bahan
perekat yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat menutup sebuah celah atau
untuk menggabungkan dua komponen menjadi satu. Semen ini bisa digunakan sebagai
semen basis, pelapik, dan bahan tambalan.
Jenis semen yang digunakan dalam
kedokteran gigi ada bermacam-macam. Jenis semen ini mempunyai komposisi yang
berbeda sehingga dalam sifat mekanisnya dan fisik setiap jenis semen ini
berbeda. Oleh karenanya dalam pemakaian semen operator harus mengetahui
karateristik dari masing-masing semen sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
aplikasi ke pasien. Jenis-jenis semen ada banyak, antara lain Semen seng
fosfat, semen seng silikofosfat, semen seng polikarboksilat, semen ionomer
kaca, semen oksida seng eugenol, semen berbasis resin, dan semen berbasis logam
(cermet).
Kegunaan dari semen secara umum adalah
untuk bahan perekat restorasi ortodontik, restorasi sementara, restorasi gigi
anterior, bahan tambal, pulp capping, basis, pelapik kavitas, restorasi
saluran akar. Penggunaan utama lianm dari semen gigi termasuk merekatkan gigi
tiruan dan peralatan ortodontik serta merekatkan post dan pasak untuk retensi
restorasi.
Secara lebih lengkap tentang semen,
baik dari jenis-jenisnya, komposisinya, sifat mekanis dan fisik, manipulasi
serta aplikasinya dalam kedokteran gigi akan dibahas dalam bab selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Semen kedokteran gigi adalah campuran
powder dan liquid yang merupakan reaksi kimia antara asam dan basa. Powder yang
bersifat basa dan liquid yang bersifat asam membentuk konsistensi berupa pasta
kental yang kemudian akan mengeras menjadi massa yang padat. Semen merupakan suatu
bahan yang bisa dibentuk untuk menutup sebuah celah atau untuk menyemen dua
komponen menjadi satu.1(Annusavice,
2003 : 470)
2.2 Klasifikasi Semen Kedokteran Gigi
Bahan
semen dapat diklasifikasikan atas :2
1.
Semen dengan reaksi asam
a.
Zinc-oxide eugenol
b.
Zinc phosphate
c.
Zinc polycarboxilate
d.
Semen silikat
e.
Semen silikofosfat
f.
Semen glass-ionomer
2.
Bahan yang berpolimerisasi
a.
Cyanoacrilates
b.
Polymer dimethacrylate
c.
Composite polymer-ceramic
3.
Bahan lain
a.
Calcium hydroxide
b.
Gutta Percha
c.
Varnish
2.3 Komposisi Semen Kedokteran Gigi
Beberapa semen gigi dipasok dalam dua
komponen : bubuk dan cairan. Pada umumnya semen diklasifikasikan menurut rumus
kimianya. Kecuali untuk kalsium hidroksida dan produk-produk resin, sebagian
besar semen mengeras berdasakan reaksi asam-basa. Cairan semen biasanya adalah
larutan asam dan bubuknya adalah formula dasar yang terdiri atas kaca atau
oksida logam.1
Semen dengan Reaksi Asam
Semen
gigi tersedia dalam bentuk puder dan cairan. Puder (powder/bubuk) bersifat
amfoter atau basa (penerima proton) dan cairan adalah asam atau donor proton.
Pada pengadonan keduanya terbentuk pasta kental yang selanjutnya mengeras
membentuk masa padat.2
Berdasarkan
bentuk pudernya semen dapat diklasifikasikan atas :2
1.
Zinc oxide. Ini dapat bereaksi dengan sejumlah cairan.
2.
Ion-leachable glasses, terutama aluminosillicate yang mengandung fluoride.
Persayaratan Bahan Semen Kedokteran
Gigi
1.
Bersifat non toksik serta non iritasi
pulpa dari jaringan lainnya.
2.
Tidak larut dalam saliva dan cairan lain
yang dimasukkan ke dalam mulut.
3.
Sifat-sifat mekanis harus memenuhi
persayaratan untuk tujuan penggunaan ahan tersebut, misalnya semen untuk cavity
lining haruslah menghadulkan kekuatan yang cukup dalam waktu cepat untuk
memungkinkan bahan tambal dimasukkan ke dalam kavitet.
4.
Perlindungan jaringan pulpa terhadap
pengaruh bahan restorasi lainnya :
a.
Penghambat panas, lapisan semen diberi
di bawah satu restorasi besar yang terbuat dari bahan logam untuk melindungi
pulpa terhadap perubahan suhu.
b.
Pelindung kimia, suatu semen haruslah
dapat mencegah penetrasi zat kimia yang bersifat merusak dari bahan restorasi
ke dalam pulpa.
c.
Penghambat arus listrik antara restorasi
logam untuk mengurangi pengaruh galvanis.
5.
Sifat-sifat optis, untuk penyemenan
suatu restorasi yang translusen. Sifat-sifat optis bahan semen haruslah
menyerupai sifat optis jaringan gigi.
6.
Suatu semen sebaiknya bersifat merekat
terhadap enamel dan dentin, tahan terhadap alloy emas, porselen dan akrilik
tetapi tidak terhadap instrument/alat-alat.
7.
Suatu semen haruslah bersifat
bakteriostatis bila dimasukkan ke dalam kavitet yang masih mengandung sisa-sisa
karies.
8.
Semen harus mempunya pengaruh yang tidak
merusak pulpa.
9.
Sifat-sifat rheologi juga penting :
adonan semen haruslah mempunyai viskositas rendah sehingga bisa didapatkan
lapisan semen yang tipis dan waktu kerja yang ckup pada suhu mulut untuk
memungkinkan pemasangan bahan restorasi.2
2.4 Kegunaan Semen Kedokteran Gigi
Semen gigi yang digunakan sebagai
bahan tambal mempunyai kekuatan yang rendah dibandingkan resin komposit dan
amalgam, tetapi dapat tetap digunakan untuk daerah yang mendapat sedikit
tekanan. Terlepas dari kekuatannya yang rendah, semen ini memiliki sidat khusus
yang diinginkan sehinggan digunakan pada hampir 60% restorasi.
Meskipun semen restorasi digunakan
untuk restorasi sementara maupun jangka panjang, juga diperlukan untuk aplikasi
lain. Misalnya sebelum penempatan restorasi, pulpa dapat terganggu atau terluka
oleh berbagai sebab, misalnya karies atau preparasi kavitas. Untuk melindungi
pulpa terhadap trauma lebih lanjut, seringkali ditempatkan alas penahan panas
di bawah tambalan logam, dan bahan-bahan penutup pulpa serta pelapik kavitas
pada permukaan kavitas gigi yang dekat dengan kamar pulpa. Pelapik kavitas,
misalnya vernis kavitas dan bahan bonding dentin juga dapat melindungi jaringan
pulpa terhadap efek dari komponen-komponen tertentu dari bahan restorasi dan
kebocoran mikro. Beberapa semen yangmenadung fluoride dapat digunakan sebagai
penutup fisura, penutup saluran akar, dan perbaikan gigi yang patah.
Penggunaan utama lain dari semen gigi
termasuk merekatkan (menyemen) gigi tiruan dan perlatan ortodontik serta
merekatkan post dan pasak untuk retensi restorasi.1
BAB III
PEMBAHASAN
Semen
dalam bidang kedokteran gigi, istilah yang mencakup bahan yang digunakan bagi
perlekatan, pelapisan dan sebagai bahan tambal sementara (misalnya Zn, fosfat,
Zn-oksida dll) atau tambalan permanen (misalnya silikat, inomer kaca), basis,
dan varnish. Komponennya dicampur dalam proporsi yang tepat sehingga terbentuk
massa plastis yang akan mengeras setelah beberapa waktu.3
· Perbedaan
Basis dan Pelapik
Basis : menghasilkan bentuk preparasi, melindungi
dari termal dan kimia dan penempatannya diatas pelapik dan diatas pulpa (tidak
berkontak langsung), bisa juga digunakan menjadi liner (hanya pada Karies
Media)
Pelapik : merupakan lapisan tipis yang melindungi
pulpa dari iritasi kimia, pelindung gigi yang telah direparasi, penempatannya
langsung diatas pulpa (biasanya pada Karies profunda).3
3.1 Syarat Semen Kedokteran Gigi
1.
Bersifat non toksik serta non iritasi
pulpa dari jaringan lainnya.
2.
Tidak larut dalam saliva dan cairan lain
yang dimasukkan ke dalam mulut.
3.
Sifat-sifat mekanis harus memenuhi
persayaratan untuk tujuan penggunaan ahan tersebut, misalnya semen untuk cavity
lining haruslah menghadulkan kekuatan yang cukup dalam waktu cepat untuk
memungkinkan bahan tambal dimasukkan ke dalam kavitet.
4.
Perlindungan jaringan pulpa terhadap
pengaruh bahan restorasi lainnya antara lain :
a.
Penghambat panas, lapsan semen diberi di
bawah satu restorasi besar yang terbuat dri bahan logam untuk melindungi pulpa
terhadap perubahan suhu.
b.
Pelindung kimia, suatu semen haruslah
dapat mencegah penetrasi zat kimia yang bersifat merusak dari bahan restorasi
ke dalam pulpa.
c.
Penghambat arus listrik antara restorasi
logam untuk mengurangi pengaruh galvanis.
5.
Sifat-sifat optis, untuk penyemenan
suatu restorasi yang translusen. Sifat-sifat optis bahan semen haruslah
menyerupai sifat optis jaringan gigi.
6.
Suatu semen sebaiknya bersifat merekat
terhadap enamel dan dentin, tahan terhadap alloy emas, porselen dan akrilik
tetapi tidak terhadap instrument/alat-alat.
7.
Suatu semen haruslah bersifat
bakteriostatis bila dimasukkan ke dalam kavitet yang masih mengandung sisa-sisa
karies.
8.
Semen harus mempunya pengaruh yang tidak
merusak pulpa.
9.
Sifat-sifat rheologi juga penting :
adonan semen haruslah mempunyai viskositas rendah sehingga bisa didapatkan
lapisan semen yang tipis dan waktu kerja yang ckup pada suhu mulut untuk
memungkinkan pemasangan bahan restorasi.2
3.2 Klasifikasi Semen Kedokteran Gigi
A.
SEMEN ZINC OXYDE EUGENOL
Fungsi
:
1.
Sebagai bahan perekat restorasi
sementara dan permanen
2.
Sebagai basis dan pelapik
3.
Sebagai bahan pengisi saluran akar
(sealer) pada perawatan pulpotomi
4.
Penutup luka bedah periodontal3
Komposisi
:
Zinc
Oxyde Eugenol (konvensional) terdiri dari bubuk Zinc Oxyde dan cairannya berupa
eugenol. Terkadang ada bahan tambahan seperti polimer (metil akrilat), alumina,
dan cairannya berupa EBA dimana penambahannya berfungsi untuk meningkatkkan
durabilitas dan kekuatan, tetapi menyebabkan penurunan daya tensile dan daya
larut. Zinc Asetat dan Asam asetat dalam jumlah hingga 1%, dipergunakan sebagai
akselerator untuk reaksi setting.3
Kelebihan
:
1.
Meminimalkan kebocoran mikro
2.
Memberikan perlindungan terhadap pulpa
3. Daya
antibakteri
Kekurangan
:
Mempunyai
potensi iritasi terhadap jaringan
Manipulasi
:
Semen
ini dicampur dengan cara menambahkan sejumlah puder ke dalam cairan hingga
diperoleh konsistensi yang kental. Perbandingan jumlah puder dan liquidnya
berkisar 4 : 1 atau 6 : 1 akan menghasilkan semen dengan sifat-sifat yang
dikehendaki dan agar didapat adonan berbentuk dempul. Pencampuran dapat
dilakukan pada glass slab tipis dan menggunakan spatula logam yang tahan karat.
Reaksi setting
1.
Reaksi kimia, membentuk senyawa zinc
eugenolate
2.
Dapat terjadi adsorbsi eugenol oleh zinc
oxyde
Waktu settingnya
bergantung pada:
1.
Puder: yaitu ukuran partikelnya, dimana
puder yang lebih halus mempunyai permukaan terbuka yang lebih luas terhadap
eugenol sehingga akan bereaksi lebih cepat.
2.
Perbandingan puder dengan cairan: adonan
yang kental menghasilkan bahan yang lebih cepat setting.
3. Peningkatan
suhu juga menyebabkan waktu setting semakin cepat.2
B. SEMEN ZINC PHOSPATE

Gambar 2 Powder dan Liquid Zinc
Phosphate Cement
(Sumber: Zink
Phosphate Cement. [serial on the internet]. 2008 [cited 2011 January 27].
Available from : http://www.mediceptdental.com/products/dental-cements/zinc-phosphate-cement.html)
Fungsi
:
1. Sebagai
bahan tambalan sementara
2. Sebagai
Bahan Basis dan Pelapik
3. Sebagai
Bahan Perekat Inlay, Jembatan dan Pasak Inti.3
Komposisi
:
Bubuk : Konstitusi
utama adalah Zinc Oksida, Magnesium oksida + 10 %, Oksida lain/garam logam
(misal Fluorida) dalam jumlah kecil
Cairan : Berupa larutan
asalmfosfor dalam air (sekitar 30%-40% air). Juga sering terdapat Zinc atau
Alumunium Fosfat yang terbentuk dari larutnya zinc oksida dan atau Alumunium
hidroksida di dalam cairan.2
Kelebihan
:
1. Insolator
panas yang baik
2. Daya
larut relatif rendah di dalam air
3. Compressive
strength yang tinggi.3
Kekurangan
:
1. Keasamanan
semen cukup tinggi
2. Iritatif
terhadap pulpa.2
Manipulasi
:
Ringkasnya, hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam manipulasi :
1. Mungkin
tidak perlu menggunakan alat ukur untuk membagi jumlah bubuk dan cairan, karena
kekentalan yang diinginkan bisa bervariasi menurut kebutuhan klinisnya.
Meskipun demikian, dianjurkan penggunaan jumlah maksimal dari bubuk (sejauh
masih menghasilkan adukan yang bisa dikerjakan) untuk meminimalkan daya larut
dalam dan memaksimalkan kekuatan.
2. Sebaiknya
digunakan alas aduk yang dingin. Alas aduk yang dingin akan memperpanjang waktu
kerja dan pengerasan serta memungkinkan operator menggunakan bubuk dalam jumlah
yang maksimal sebelum pembentukan matriks berlanjut ke titik dimana adukan
menjadi kaku. Cairan tidak boleh dituang ke alas aduk sampai pengadukan siap
dimulai.
3. Pengadukan
diawali dengan penambahan sejumlah kecil bubuk. Pada mulanya sejumlah kecil bubuk
dicampur dengan pengadukan yang cepat. Harus digunakan area yang cukup luas
dari alas aduk. Sebuah aturan yang baik untukdiikuti adalah mengaduk setiap
penambahan bubuk selama 15 detik sebelum dilakukan penambahan berikutnya. Dua
menit setelah awal pengadukan, pH semen zinc phospat berkisar 2 Kemudian pH
naik dengan cepat menjadi 5,5 pada jam ke – 24. Jika digunakan adukan yang
encer, pH akan lebih rendah dan tetap rendah untuk jangka waktu lama.
4. Tuangan
harus segera dipasang, jika mungkin dengan gerakan getar, sebelum terjadi
pembentukan matriks.
5. Semakin
kental adonan semakin kuat hasil campuran. Maka untuk keperluan cavity lining
hendaknya digunakan adonan yang kental. Untuk tujuan penyemenan dibutuhkan
adonan yang encer sehingga memungkinkan semen mengalir sewaktu restorasi
dipasangkan.3
Waktu
setting bergantung pada :
a. Powder,
b. Cairan,
c. Cara
manipulasi.
4 faktor yang mempercepat reaksi setting
:
1.
Perbandingan cairan dan powder yang
tinggi
2.
Penambahan powder ke cairan secara cepat
3.
Terdapat kontaminasi
4.
Suhu yang lebih tinggi.2
C.
SEMEN ZINC POLYCARBOXYLATE

Gambar 3
semen zinc
polycarboxylate (Sumber:.
[serial on the internet]. 2008 [cited 2011 January 27]. Available from : http://www.mediceptdental.com/products/dental-cements/zinc-polycarboxylat.html)
Fungsi
:
1. Sebagai
mahkota dan jembatan
2. Digunakan
pada inlay dan onlay
3. Sebagai
Bahan Perekat pada komposit dan amalgam
4. Basis
penahan panas
5. Restorasi
jangkan menengah.4
Komposisi
:
Semen polycarboxylate
adalah sistem bubuk-cairan. Cairannya adalah larutan air dari asam poliakrilat
atau kopolimer dari asam akrilik dengan asam karboksilat yang tidak jenuh.
Bubuknya mengandung oksida seng dengan sejumlah oksida magnesium. Oksida-oksida
lainnya lainnya, misalnya bismuth dan alumunium juga dapat ditambahkan. Bubuk
ini juga mengandung sejumlah kecil stannous fluorida, yang mengubah waktu
pengerasan dan memperbaiki sifat manipulasi. Unsur ini ,merupakan bahan
penambah yang penting karena juga meningkatkan kekuatan.4
Kelebihan
1. Tidak
mengiritasi pulpa
2. Merekat
baik pada struktur gigi
3. Perlekatannya
melalui ikatan kimia dengan hirdoksiapatit sehingga tidak mudah lepas
4. Insulator
panas yang baik4
Kekurangan
1. Waktu
kerja pendek
2. Disintegrasi
tinggi
3. Tidak
melekat baik pada logam mulia
4. Tidak
sekaku semen fosfat
5. Sifat
mekanis. Kekuatan kompresi dari semen polikarboksilat adalah sekitar 55Mpa,
karena itu dalam hal ini, semen ini lebih rendah daripada semen Zinc Phospate.
namun, kekuatan tarik garis tengahnya sedikit lebih tinggi. Semen
polikarboxylate tidak sekaku semen fosfat. Modulus elastisitasnya kurang dari
setengah dari semen Zinc phospate. selain itu, tidak serapuh semen seng fosfat.
Jadi lebih sulit untuk membuang kelebihan semen setelah semen mengeras.
6. Daya
larut. Daya larut semen di dalam air memang rendah, tetapi jika terpajan
asam-asam organik dengan pH 4,5 atau kurang, daya larutnya meningkat sangat
besar. Selain itu penurunan rasio bubuk :cairan akan meningkatkan daya larut
dan kecepatan disintegrasi secara nyata didalam rongga mulut.4
Manipulasi
:
· Rasio
bubuk : cairan yang dibutuhkan untuk mendapat semen dengan kekentalan yang
memadai akan bervariasi dari satu produk dengan produk lainnya. Tetapi pada
umumnya, rasio nya adalah 1,5 bagian bubuk dengan 1 bagian cairan menurut
beratnya.
· Semen
ini harus dicampur pada permukaan yang tidak menyerap cairan, misalnya alas
aduk dari kaca.. temperature dingin dapat memperpanjang waktu kerja tapi yang
didinginkan hanya bubuk semennya.
· Cairan
tidak boleh dikeluarkan dulu sebelum pengadukan siap, karena cairan akan cepat
kehilangan kandungan airnya di udara terbuka. Hilangnya air dari cairan akan
sangat meningkatkan kekentalannya
· Bubuk
dicampurkan dengan cepat ke dalam cairan. Setelah pengadukan selama 30 detik
semen akan mengental. Semen jangan diaduk terlalu lama atau dibiarkan lebih
lama diatas alat aduk karena permukaan semen akan menjadi buram dan adukan
menjadi lengket.
· Agar
terjadi ikatan yang baik antara semen dengan struktur gigi maka semen harus
segera ditempatkan pada gigi sebelum tampilannya yang mengkilat hilang.4
D. SEMEN GLASS IONOMER

Gambar 4
Powder dan Liquid Glass Ionomer Luting Cement (Sumber: Porcelain
fused to metal crown placement. [serial on the internet]. 09 October 2009
[cited 2011 January 27]. Available from : http://costdentures.com/fixed/porcelain-fused-to-metal-crown-placement/)
Fungsi
:
1. Sebagai
bahan perekat atau luting (luting agent)
2. Semen
glass ionomer dapat digunakan sebagai base atau liner
3. Sebagai
fissure sealant karena adanya pelepasan fluor.
4.
restorasi gigi susu.4
Komposisi
:
Bubuk Semen Ionomer
Kaca adalah kaca alumina-silikat. Walaupun memiliki karakteristik yang sama
dengan silikat tetapi perbandingan alumina-silikat lebih tinggi pada semen
silikat.
Kimiawi
|
Persen
berat
|
- Silica
- Alumina
- Calcium
Fluorida
- Alumunium
Fluorida
- Sodium
Fluorida
- Alumunium
Phospate
|
29,0
16,6
34,3
5,3
5,0
9,8
|
Cairan
yang digunakan Semen Ionomer Kaca adalah larutan dari asam poliakrilat dalam
konsentrasi kira-kira 50%. Cairan ini cukup kental cenderung membentuk gel
setelah beberapa waktu. Pada sebagian besar semen, cairan asam poliakrilat
dalah dalam bentuk kopolimer dengan asam itikonik, maleic atau asam
trikarbalik. Asam-asam ini cenderung menambah reaktivitas dari cairan,
mengurangi kekentalan dan mengurangi kecenderungan membentuk gel. Asam tartaric
juga terdapat dalam cairan yang memperbaiki karakteristik manipulasi dan
meningkatkan waktu kerja, tetapi memperpendek pengerasan. Terlihat peningktan
yang berkesinambungan secara perlahan pada kekentalan semen yang tidak
mengandung asam tartaric.
Kimiawi
|
Persen
berat
|
- Poly (asam
akrilik – asam itikonik)
- Air
- Asam tartarik
|
47,5
47,5
5,0
|
(Manappallil JJ. Basic Dental materials, 1998 ; 221)
Kelebihan
:
1.
Tahan terhadap penyerapan air dan
kelarutan dalam air
2.
Kemampuan berikatan dengan email dan
dentin
3.
Memiliki angka retensi gigi
4.
Biokompabilitas
5.
Estetika (penambahan radio opak untuk
penyamaan warna dengan gigi)
6.
Mempunyai kekuatan kompresi yang tinggi.
7.
Bersifat adhesi.
8.
Tidak iritatif.
9.
Mengandung fluor sehingga mampu
melepaskan bahan fluor untuk mencegah karies lebih lanjut.
10. Mempunyai
sifat penyebaran panas yang sedikit.
11. Daya
larut yang rendah.
12. Bersifat
translusent atau tembus cahaya.
13. Perlekatan
bahan ini secara fisika dan kimiawi terhadap jaringan dentin dan email.
14. Di
samping itu, semen glass ionomer juga bersifat biokompabilitas, yaitu
menunjukkan efek biologis yang baik terhadap struktur jaringan gigi dan pulpa.
Kelebihan lain dari bahan ini yaitu semen glass ionomer mempunyai sifat anti
bakteri, terutama terhadap koloni streptococcus mutant. 4
Kekurangan
:
1.
Tidak dapat menahan tekanan kunyah yang
besar
2.
Tidak tahan terhadap keausan
3.
Daya lekat pasta lebih kecil terhadap
dentin
4.
Setelah restorasi butuh proteksi
5.
Kekerasan kurang baik
6.
Rapuh dan sensitive terhadap air pada
waktu pengerasan
7.
Dapat larut dalam asam dan air
Manipulasi
1. Struktur
gigi yang dipreparasi harus dibersihkan dengan pasta pumis, dibilas, dan
dikeringkan, namun jangan sampai mengalami dehidrasi. Pengeringan yang
berlebihan akan membuka ujung-ujung tubulus dentin dan meningkatkan penetrasi
cairan asam.
2. Prosedur
pengadukannya yairu bubuk dicampurkan dengan cairan dalam jumlah yang besar dan
diaduk dengan cepat selama 30-45 detik. Ratio bubuk : cairan yang dianjurkan
bervariasi tergantung mereknya, tetapi umumnya berkisar antara 1,25-1,5 gram
bubuk per 1 ml cairan.
3. Penyemenan
harus dilakukan sebelum semen kehilangan kilapnya. Setelah mengeras kelebihan
semen dapat dibuang dengan mencungkil atau mematahkan semen menjauh dari tepi
restorasi.4
E.
SEMEN SILIKAT
Penggunaan semen
silikat telah sangat berkurang dengan munculnya komposit berbasis resin untuk
restorasi gigi anterior, dan kemudian berkembangnya semen ionomer kaca. Tetapi,
semen silikat layak untuk dibahas karena masih mempunyai sifat anti karies dan mekanisme
yang telah dirumuskan dengan baik.
Komposisi
Powder : Bubuk semenya
adalah kaca yang terdiri dari silica (SiO2); alumina (Al2O3); senyawa flourida,
seperti NaF, dan Na3AlF6; dan beberapa garam kalsium, seperti Ca(H2PO4)H2O dan
CaO. Bahan-bahan ini dipanaskan sampai suhu 1400’C sampai terbentuk kaca.
Tujuan senyawa flourida adalah untuk menrunkan temperature pencampuran dari
kaca.
Cairan : Cairannya
adalah larutan dari asam fosfor dengan garam-garam dapur. Ketika bubuk dan
cairan dicampur , permukaan partikel bubuk terpajan asam, dan melepaskan
ion-ion Ca2+, Al3+, dan F-. ion-ion logam berpresipitasi sebagai fosfat yang
membentuk matriks semen dengan sisipan garam-garam fluoride.
Secara estetis awalnya
restorasi silikat mempunyai estetis sangat baik dan dapat menyamai warna gigi
apabila pemilihan bahan dilakukan dengan tepat. Setelah beberapa lama silikat
dapat mengalami staining terutama bila permukaan telah menjadi kasar oleh
karena aberasi atau erosi.2
1.
Sifat fisik
a. Kuat
dalam menahan kompresi (180MPa)
b. Lemah
dalam menahan tekanan tarik (3.5MPa)
c. koefisiens
ekspansi termis rendah
d. konduktifitas
termis rendah
e. tjd
kontraksi
f. sulit
dipoles
2.
Sifat biologi
a. Ph
= <3 saat dimasukkn kedalam rongga mulut, <7 setelah pemakaian satu bulan
b. Mempunyai
efek kariostatis, dikarenakan terdapat kandungan fluoride
c. terjadi
reaksi pulpa
3.
Erosi dalam saliva
4.
Estetis kurang, dikarenakan warnanya
yang agak buram
5.
Tidak terjadi ikatan antara semen
silikat dengan enamel dentin
Manipulasi
Ada beberapa tahapan
manipulasi dari jenis semen silikat, diantaranya adalah :
a. Pencampuran
· harus
dicampur dengan cepat
· dibuat
sekental mungkin
· glass
slab yg dingin & spatula logam dan plastic, dengan tujuan dapat
memperlambat waktu setting
· ratio
1,6g/0,4 ml
· puder
dimasukkan kecairan dalam waktu 1 menit,diaduk sampai konseistensinya seperti
dempul
b. Reaksi
setting
· terbentuk
gel siliko hidrat
· terjadi
reaksi asam basa, pengerasan 24 jam
c. Waktu
setting
· tergantung
komposisi bahan, untuk partikel puder, partikel yang lebih halus maka setting
timenya lebih cepat.
· waktu
pencampuran yang lama, suhu rendah, hilangnya air dari cairan, dan ratio p/c
rendah, maka akan terjadi setting yang lambat.
Tabel
perbedaan Silikat dengan SIK (dirangkum dari buku Philips bab 24 & 25)
Pembanding
|
Silikat
|
SIK
|
a.
Tekanan Kompresi (MPa)
|
180
|
150
|
b.
Tekanan Kompresi (Psi)
|
26000
|
22000
|
c.
Kekuatan Tensil (MPa)
|
3,5
|
6,6
|
c.
Kekuatan Tensil (Psi)
|
500
|
960
|
e.
Kekerasan (KHN)
|
70
|
48
|
f.
Respon thd Pulpa
|
besar
|
Ringan
|
g.
Daya Larut Air
|
0,7
|
0,4
|
h.
Anti Karies
|
ada
|
Ada
|
Silikat dan glass
ionomer mempunyai beberapa keuntungan karena mengandung fluor yang akan
menghambat karies. Namun sekarang silikat jarang digunakan karena mudah larut
jika tertutup oleh plak yang asam sedangkan semen glass ionomer mungkin akan
lebih tahan lama.5
F.
RESIN MODIFIED GLASS IONOMER CEMENT

Gambar
5.
Resin modified glass ionomer cement Sumber:
https://www.kerrdental.com/kerr-restoratives/nexus-rmgi-resin-modified-glass-ionomer-luting-cement
Self cured dan light
cured resin modified glass ionomer atau hybrid ionomers tersedia dalam bentuk
serbuk-cairan, serbuk-serbuk, atau unit uncapsulated unruk semen. Resin
modified glass ionomers juga digunakan untuk material restorasi.
Komposisi
Serbuk self cured resin
modified glass ionomer cement berisi sebuah radiopaque, fluoroaluminosilicate
glass dan sebuah microencapsulated potassium persulfate dan ascorbic acid
catalyst sistem. Cairannya adalah sebuah larutan aquaeous asam polycarboxylic
dimodifikasi dengan golongan pendant methacrylate. Ini juga mengandung
2-hydroxyethylmethacrylate (HEMA) dan asam tartar. Semen self cured yang lain
mengandung sebuah campuran fluoroaluminosilicate dan borosilicate glass pada
serbuknya. Cairannya adalah monomer complex berisi golongan asam carboxylic
yang dapat mengalami reaksi asam basa dengan golongan glass dan vinyl yang akan
polimerisasi ketika reaksi kimia aktif. Suatu light cured resin modified glass
ionomer cement mengandung fluoroaluminosilicate glass pada serbuk dan kopolimer
acrylic dan asam maleic, HEMA, air, camphorquinone, dan sebuah activator pada
cairan.4
Reaksi
setting
Reaksi settingnya
terdiri dari dua mekanisme berbeda. Yang pertama adalah reaksi asam basa.
Mekanisme yang kedua adalah reaksi polimerisasi light cured atau self cured
golongan pendant methacrylate. Oleh karena itu, dua tipe struktur tooth bonding
yang terjadi adalah ikatan ion dan ikatan hybrid layer.4
Manipulasi
Struktur serbuk halus
sebelum dikeluarkan. Cairan dikeluarkan dari penyimpanan pada botol kecil
secara vertical untuk pengadukan. Perbandingannya untuk serbuk adalah 1,6 g
sedangkan untuk cairan 1,0 g, dan serbuk dicampurkan ke cairan selama 30 detik
untuk memperoleh konsistensi yang lengket. Working time selama 2,5 menit. Semen
ini untuk kebersihan dan gigi kering yang rapuh. Beberapa produk digunakan
untuk meningkatkan lapisan bonding pada dentin. Tidak diperlukan pelapisan. HEMA
diketahui kontak alergi; oleh karena itu diperlukan penggunaan sarung tangan
dan teknik tidak memegang.4
Sifat
Syarat untuk light
active cements yaitu water based dan yang ditentukan oleh reaksi perkalian
termasuk reaksi asam basa dan polimerisasi (tipe I) dan oleh semen yang
ditentukan hanya setelah light activation (tipe II). Untuk kekerasan lebih
tinggi dari semen water based lainnya tapi lebih rendah dari semen komposit.
Range bond strength untuk membasahi dentin dari 10 sampai 14 MPa dan lebih
tinggi daripada kebanyakan water based cements. Resin modified glass ionomer
cements mempunyai daya larut yang rendah ketika dites dengan asam lactic
erosion. Water sorption lebih tinggi daripada untuk resin cements. Baru-baru
ini beberapa resin modified glass ionomer cements telah dimodifikasi untuk
mempunyai water sorption yang rendah. Pelepasan fluoride dan kemampuan
pengisian sama dengan glass ionomer cements. pH awal sekitar 3,5 dan terus
meningkat. Pengalaman klinis mengindikasi sensitivitas minimal post-operative.4
Penggunaan
Self cured resin
modified glass ionomer cements ditunjukkan untuk semen permanen dari mahkota
logam ceramic; bridges; inlay logam, onlay, dan crown; post cement; dan luting
untuk peralatan orthodontic. Penggunaan tambahan termasuk adhesive liners untuk
amalgam, basis, restorasi sementara, dan cementation untuk spesifik restorasi
ceramic. Light cured resin modified glass ionomer cements digunakan terutama
untuk liners dan basis. Produk one light cured direkomendasikan untuk
melangsungkan bonding kawat orthodontic.4
G. SEMEN IONOMER KACA
DENGAN MODIFIKASI LOGAM (CERMET)
Semen ionomer kaca
kurang kuat dan karenanya, tidak dapat menahan tekanan kunyah yang besar. Semen
ini juga tidak tahan terhadapkeausan penggunaan dibandingkan bahan restorasi
estetik lainnya, seperti komposit dan keramik. Semen ionomer kaca telah
dimodifiasi dengan mengikutkan partikel-partikel logam sebagai bahan pengisi
sebagai usaha untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan terhadap fraktur, dan
ketahanan terhadap keausan. Ada dua metode modifikasi yang telah dilakukan.
Metode yang pertama adalah mencampur bubuk logam campur amalgam yang
berpartikel sferis dengan bubuk ionomer kaca tipe II. Semen ini disebut sebagai
gabungan logam campur perak. Metode
kedua adalah mencampur bubuk kaca dengan partikel perak dengan menggunakan
pemanasan yang tinggi. Semen ini sering disebut sebagai cermet. Mikrograf skening elektron dari bubuk cermet. Menunjukkan
partikel-partikel bubuk perak melekat ke permukaan dari pertikel-partikel bubuk
semen. Semen dengan modifikasi logamberdasarkan salah satu dari kedua sistem
ini sudah tersedia di pasaran.4
Sifat
umum. Bahan cermet jauh lebih tahan terhadap keausan dari
luncuran dibandingkan semen ionomer kaca Tipe II. Peningkatan ketahanan terhadap
keausan berkaitan dengan penambahan bahan pengisi logam, seperti dibuktikan
oleh penampilan mengkilap yang terjadi jika logam dikenai tes keausan ini.4
Pelepasan
fluorida. Jmlah dari fluorida yang dilepaskan dari kedua
sistem yang dimodifikasi lgam ini cukup besar. Namun fluorida yang dilepaskan
dari semen cermet lebih sedikit daripada yang dilepaskan dari semen ionomer
kaca Tipe II. Ini tidak mengherankan,karena sebagian partikel kaca yang
asli,yang mengandung fluorida telah dilapisi logam,pada awalnya, semen gabungan
melepas lebih banyak fluorida daripada semen Tipe II. Tetapi besarnya elepasan
pelepasan ini menurundengan berjalannya waktu. Alasan dari efek ini adalah
partikel-partikel logam pengisi tidak terikat pada matriks semen, sehingga
antar-muka bahan pengisi semen menjadi bahan untuk pertukaran cairan. Keadaan
ini sangat meningkatkan daerah permukaan yang tersedia untuk pelepasan
fluorida.4
Pertimbangan
klinis. Dengan meningkatnya daya tahan terhadapp keausan dan
potensianti-kariesnya, semen-semen dengan modifiasi logam initelah dianjurkan
untuk penggunaan yang terbatas sebagai alternatif dari amalgam atau komposit
untukrestorasi gigi poterior. Meskipun demikian, bahan-bahan ini masih
diklasifikasikan sebagai bahan yang rapuh. Karenaalasan inilah penggunaan bahan
tersebut umumnya terbatas pada restorasi koservatif dan umumnya Kelas I. Nbahan
tampaknya mempunyai kinerja yang relatif baik pada situasi seperti itu dan
terutama cocok untuk pasien muda yang rentan terhadap karies.4
Semen-semen ini mengeras
dengan cepat sehingga dapat menerima tindakan penyelesaian dengan waktu
yangrelatif singkat. Dibarengi dengan potensi adhesi dan daya tahanna terhadap
karies, sifat-sifat ini telah mendorong semen tersebut digunakan untuk
membangun badan intik untuk gigi yang akan diperbaiki dengan mahkota cor penuh.
Namun, karena rendahnya kekuatan terhadap fraktur dan sifatnya yang rapuh,
sebaiknya dilakukan pendekatan yang konservatif. Bahan ini sebaiknya tidak
digunakan jika bagian yang akan dibangun dengan semen adalah lebih besar dari
40% dari keseluruhan badan inti. Untuk
kasus seperti ini sebaiknya digunakan pasak atau bentuk retensi lainnya.4
DAFTAR PUSTAKA
1.
Anusavice, Kenneth J. 2004. Buku Ajar Ilmu Bahan
Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC.
2.
Combe, EC. 1992. Sari Dental Material.
Penerjemah: Slamat Tarigan. Jakarta : Balai Pustaka.
3.
Baum, Phillips, Lund. Buku Ajar Konservasi
Gigi edisi 3. 1997. Penerjemah Rasinta Tarigan. Jakarta : EGC
4.
Phillips, W. Ralph. 1991. Science Of Dental
Materias. Philadelphia USA : W.B Saunders Company.
5. Kidd
E.A.M. 1991. Dasar- Dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya. Jakarta: EGC
Terimakasih banyak ini sangat membantu semoga ilmunya bermanfaat
BalasHapusThanks for taking the time to share this informative dental information with us. I enjoyed all the details that you provided in this article. Have a great rest of your day and keep up the posts.
BalasHapusDentist Philadelphia
you did a great job providing this i will show dentist northeast philadelphia
BalasHapusthe dentist northeast philadelphia will be very interested in seeing this
BalasHapus